KAJIAN KITAB : SYARAH UQU’UDUL LUJAIN (BAGIAN 6)
Kisah seorang suami yang sabar dalam menghadapi sifat buruk isterinya
كان لبعض الصالحين أخ صالح يزوره كل سنة مرة، فجاء مرة لزيارته فدق بابه، فقالت زوجته: “من هذا ؟”، فقال: “أخو زوجك في الله، جاء لزيارته”، فقالت: “ذهب يحتطب، لا ردّه الله”، وبالغت في سبه. فبينما هو كذلك، وإذا بأخيه قد حمل الأسد حزمةَ حطبٍ وهو مقبل به، ثم أنزل الحطب عن ظهر الأسد، وقال: “إذهب، بارك الله فيك”، ثم أدخل أخاه بعد التسليم عليه والترحيب به، فأطعمه. ثم ودعه وانصرف على غاية العجب من صبره عليها، وعدم جوابه في سبها. ثم جاء أخوه في العام الثاني، فدق الباب، فقالت امرأة: “من هذا ؟”، قال: “أخو زوجك، جاء يزوره”، قالت: “مرحبا”، وبالغت في الثناء عليه وعلى زوجها، وأمرتْه بانتظاره. فجاء أخوه والحطب على ظهره، فأدخله وأطعمه. فلما أراد مفارقته، سأله عما رأى من تلك وهذه، ومن حمل الأسد حطبه، فقال: “يا أخي، توفيت تلك الشرسة، وكنت صابرا على شؤمها، فسخّر الله تعالى لي الأسد لصبري عليها، ثم تزوّجت هذه الصالحة، وأنا في راحة معها، فانقطع عني الأسد، فاحتجت أن أحمل الحطب على ظهري لأجل راحتي مع هذه الصالحة.
Alkisah,ada Ulama yang mempunyai saudara laki-laki yang sholih,ulama tersebut bersilaturrohmi pada saudaranya sekali dalam setahun.Suatu ketika ulama ini mengunjungi rumah saudaranya untuk silaturrohmi,ia mengucapkan salam dan mengetuk pintu, dari dalam rumah isteri saudaranya berkata : siapa... ? Ulama menjawab : Aku saudara laki-laki dari suamimu, hendak bersilaturrohmi padanya.
Perempuan tadi menjawab : suamiku sedang pergi mencari kayu bakar dan belum kembali.(si isteri ini menjawab dengan sambil menjelek-jelekan suaminya, mencacinya, dan Ulama tadi hanya mendengarkan dari luar, istilah kita mungkin nyerocos sambil ngedumel). Setiap kali Ulama ini akan silaturrrohmi pada saudaranya, ia mendapati keadaan yang sama, hingga suatu ketika ulama ini menyaksikan, yang memikul kayu bakar itu bukan saudaranya tapi seekor harimau, sedangkan saudaranya hanya berjalan di depannya, ketika sampai di rumahnya, ia menurunkan ikatan kayu bakar tadi dari punggung harimau dan ia berkata pada harimau tadi : "Trimakasih, pergilah... semoga Allah memberkahimu".
Kemudian laki-laki ini mengucapkan salam dan menyambut ulama ini dan mempersilahkan ulama ini untuk masuk ke rumahnya,kemudian ia menyiapkan makanan untuk ulama ini.Ketika pulang ulama ini sangat kagum atas kesabaran saudaranya menghadapi sifat isterinya yang buruk,dan ia hanya diam ketika isterinya mencelanya. Pada tahun kedua ulama ini datang kembali uuntuk silaturrohmi, setelah mengucapkan salam dan mengetuk pintu,terdengarlah suara perempuan dari dalam "siapa gerangan..?"
Ulama menjawab : "Aku saudara laki-laki dari suamimu,datang hendak silaturrohmi" dari dalam rumah perempuan tadi mengucapkan selamat datang pada ulama ini, dan memuji ulama ini dan memuji suaminya.
Perempuan ini meminta dan mempersilahkan ulama untuk menunggu suaminya diluar. Selang beberapa saat datanglah saudaranya dengan memikul kayu bakar di pundaknya (tidak lagi dipikul oleh harimau).
Kemudian ia mempersilahkan ulama untuk masuk dan ia menyiapkan makanan untuknya.Dan ketika ulama ini akan pulang,beliau bertanya kepada saudaranya perihal isterinya yang dulu dan yang sekarang, dan kenapa bisa dulu harimau yang membawakan kayu bakarnya.
Maka ia menjawab ulama tersebut : Saudaraku...Isteriku yang engkau saksikan pada tahun yang lalu telah wafat,dan aku selalu sabar menghadapi sifat dan akhlak buruknya, dengan itu Allah mena'lukan harimau padaku karena kesabaranku atas sikap isteriku.
Kemudian aku menikah lagi dengan perempuan yang sekarang yang sholihah,aku merasa tentram dengan nya, maka harimau itupun menghilang dan tak lagi membantuku membawakan kayu bakar, maka kini aku sendiri yang mencari dan memikul kayu bakar karena aku merasa tentram dengan isteriku yang sekarang. (Subhanallah !)
يجوز للزوج أن يضرب زوجته على ترك الزينة وهو يريدها، وتركِ الإجابة إلى الفراش، وأن يضربها على الخروج من المنزل بغير إذنه، وعلى ضربها الولد الذي لا يعقل عند بكائه، أو على شتم أجنبي، وعلى تمزيق ثياب الزوج، وأخذ لحيته، وقولها له: “يا حمار، يا بليد” وإن شتمها قبل ذلك، وعلى كشف وجهها لغير محرم، أو تكلمها مع أجنبي، أو تكلمها مع الزوج ليسمع الأجنبي صوتها، أو إعطائها من بيته ما لم تجر العادة بإعطائه، وعلى امتناعها من الوصل. وفي ضربها على ترك الصلاة قولان، أصحهما: له ضربها على ذلك، إذا لم تفعل بالأمر.
Boleh bagi seorang suami memukul isterinya ketika :
1.Ia menolak berhias sedangkan suaminya ingin isterinya berhias untuknya.
2.Dan ketika si isteri menolak diajak tidur(bersetubuh, tentu ketika isterinya tidak dalam keadaan haidh).
3.Dan ketika si isteri keluar rumah tanpa izin suaminya.
4.Dan ketika si isteri memukul anaknya yang masih kecil yang sedang menangis.
5.Dan ketika si isteri mengeluarkan kata-kata kotor atau menjelekkan seseorang.
6.Dan ketika si isteri berani meludahi pakaian suaminya.
7.Dan berani menjenggut jenggot suaminya.
8.Dan ketika si isteri berani memanggil suaminya dengan panggilan yang menghinakan atau panggilan yang jelek seperti "Hey himar " dan semacamnya.
9.Dan ketika si isteri membuka wajahnya untuk dilihat selain mahromya.
10.Dan ketika isteri berani berbicara atau mengobrol dengan orang yang bukan mahrom. Atau saat berbicara suaminya ada namun ia ingin suaranya terdengar oleh laki-laki lain.
11.Dan ketika isteri memberikan sesuatu dari rumahnya yang di luar kebiasaan.
12.Dan ketika isteri menolak untuk silaturrohmi.
Lalu bagaimana jika si isteri berani meninggalkan sholat, apakah boleh dipukul ? Ada dua pendapat. Dan pendapat yang paling shohih adalah boleh memukulnya setelah diperintahkan ia masih tidak sholat. Wallahu A'lam.
LINK ASAL:
www.fb.com/notes/1483577151665088
Comments
Post a Comment